Archive for November, 2008

h1

Besok mau kemana?

November 28, 2008

Iseng2 diem di kantor, merenung tentang apa yang akan dilakukan di masa depan? Susah juga cari jawabannya…

Kalo melirik ke sejarah keluarga, semua adalah orang-orang akademis. Mulai dari :

Keluarga Ayah :

Kakek : guru SMA

Nenek : guru SD

Ayah : dosen

Keluarga Ibu :

Ibu : guru SMA

Bude : dosen

Pakde : kepala sekolah

Oom 1 : guru SMA

Oom 2 : guru SMA

Tante 2 : guru SMA

Tante 3 : guru SMA

Hampir semua keluarga. Kecuali 2 adik dari ayah, istri dari Oom 1 dan suami dari Tante 2 yang bukan. Apakah nanti aku juga bakal ngikutin jejak mereka?

Sering jg terbersit keinginan buat jadi dosen. Gara-garanya terinspirasi dari ayah yang klo liat kerjanya kynya nyantai banget. Banyak waktu luang, banyak waktu libur, otak jg ga diperes habis2an seperti halnya programmer. Bisa nyambi kerjaan lain yang bisa mendatangkan uang lebih. Ga jarang orang yang jadi dosen cm selingan, penghasilan utama justru dari kerjaan lain. Blom lagi klo masih muda, bisa tp2 ke mahasiswi2 hihihihi… *mulai deh niat jeleknya keluar*

Tapi mungkin ga semua dosen kerjanya enak ky gitu ya…blom lagi sekarang klo mau jadi dosen minimal harus S2 yang berarti sekolah lagi, mikir lagi, belajar lagi…fuhh…

Jadi…besok mau kemana? yaah….ngantor lagi, pulang kantor cari makan, abis makan leyeh2 di kost, malem tidur, bangun pagi, ngantor lagi… 😀

h1

Gara-gara kepikunan yang tiada tara

November 16, 2008

Gara-gara itu kartu ATM yang belum 1 bulan dipegang raib tanpa jejak T T

Kejadiannya waktu itu bapak kost sedang berkunjung dan biasanya sekalian nagih uang kost bulan ini. Karena saya lupa belum ngambil uang, buru2 saya pamit ke si bapak dan ngebut ke ATM soalnya keburu si bapak kembali pulang. Kasihan kan udah jauh2 kesini pulang dengan tangan hampa 😀

Sesampai di depan mesin ATM buru2 saya tancapkan kartu dan memencet2 tombol PIN lalu jumlah uang. Saat itu pengeluaran sy termasuk agak banyak, pikiran saya jadi terlalu fokus ke sisa rekening yang semakin tipis saja *padahal dipikir kaya gimanapun ya ngga akan berubah XD * Mungkin gara-gara itu setelah uang keluar saya ngeblank dan lupa mencabut kartu dari mesinnya. Sampai disini saya belum sadar kalau kartu ATM masih  tertnggal.

Sampai kemudian ketika saya pulang ke Malang, 3 hari setelah kejadian itu (Kamis, sy ke Malang Sabtu malamnya dan saat menulis ini adalah Minggu malam) saya berniat membeli pulsa, alangkah kagetnya ketika mendapati kartu keramat itu tidak ada di dompet. Keringat dingin bercampur keringat biasa (karena saat itu temperatur lumayan panas) mengucur dari sekujur tubuh. Sebuah kilat flashback tiba2 lewat dan merekonstruksi kejadian demi kejadian hingga peristiwa hilangnya kartu itu. Saat itu ada 2 orang teman saya, mereka menakuti saya kalau2 uang saya udah dikuras habis oleh si penemu kartu. Meskipun saya yakin dalam hati PIN saya tidak mungkin ditebak karena kombinasinya tak terduga tapi tetap saja was-was dalam hati ini tak terbendung.

Tanpa menunggu lama, saya telepon call center customer servce, agak tenang hati ini ketika proses untuk berbicara dengan operatornya ngga berbelit2 dan langsung tanpa antrean. Akhirnya kartu saya berhasil diblokir dan ketika saya cek saldo….masih seperti semula. Huff…syukurlah…… Yang lebih melegakan lagi, proses untuk pembuatan kartu lagi tidak dipungut biaya dan cukup membawa buku tabungan serta KTP. Benar2 diluar dugaan saya yang berdasarkan informasi dari teman tadi sampai harus membawa surat keterangan hilang dari polisi segala *ga kebayang betapa ribetnya*

Eits tapi tunggu dulu….

KTP saya masih tertahan di rental dan baru buka tanggal 18, 2 hari lagi..hwaaa…..

h1

Secangkir kopi untuk sore ini

November 15, 2008

Dua hari terakhir ini aku melupakan satu rutinitas di kantor yang kuanggap sangat penting dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, yaitu membuat segelas kopi. Tugas-tugas dari boss semakin menggila banyaknya sampai2 rasanya tidak ada waktu untuk beranjak dari depan monitor. Bahkan kemaren aku tidak sempat –atau lebih tepatnya “lupa”– untuk sekedar membawa segelas air putih di meja kerja.

Hari ini, tugas yang menggila itu akhirnya –kuanggap– selesai. Sebenarnya belum sepenuhnya selesai, namun kalau terus2an dipantengin kurasa ngga akan ada habisnya hal-hal sepele yang terus menerus muncul. Satu persoalan selesai, muncul persoalan lain. Satu yang mengganjal, karena perubahan kebijakan solution, beberapa project dipindah-tempatkan. Efeknya, kami harus mengeset ulang beberapa komponen yang membutuhkan reference ke project yang bersangkutan. Pengesetan ulang inilah yang belum sempat kukerjakan. Sebenarnya simple, namun justru itu yang membuat semakin malas.

Ah sudahlah…kalau dipikir terus otakku bisa2 nge-hang ditengah jalan. Akhirnya aku manfaatkan 20 menit sebelum jam kerja berakhir ini untuk beranjak dari tempat duduk menuju dapur dan mengaduk segelas kopi.

Dan…entah kenapa, kopi sore ini terasa nikmat sekali….

h1

Catastrophic Failure

November 13, 2008

IDE Visual Studio 2005 sangat hebat karena dia punya compiler yang terus menerus berjalan di background dan mengoreksi baris demi baris kode program agar cepat ketahuan kalau2 ada kesalahan dalam penulisan sintak dan juga tugas2 otomatis lainnya yang bisa dilakukan karena aktivitas background compiler ini. IntelliSense misalnya.

Eventhough there is one big drawback. Kalau project yang dikerjakan tergolong besar, bahkan sampai melibatkan source controller, maka VS2005 akan berjalan lambat seperti liliput. Tidak menutup kemungkinan pula terjadi error yang tak terhindarkan – catastrophic failure- seperti yang baru saja saya alami. Error ini terjadi pada background compiler. Untungnya saya tidak kehilangan kode yang saya tulis.

Kejadiannya sungguh instan, ketika sedang menulis kode, tiba-tiba muncul dialog yang menyatakan sebuah error pada compiler yang mengharuskan VS2005 ditutup secara paksa (sy biasa menyebutnya dialog “Don’t send”) Tentu saja saya kaget setengah mati. Dokumen source code yang saya kerjakan juga belum disave. Terbayang kalau2 harus mengulang semuanya dari awal…berapa jam kerja yang akan terbuang….

Tapi ternyata tidak seburuk itu. Yang dinyatakan error dan harus ditutup adalah background compiler, dan bukan keseluruhan IDE. Untunglah…sebuah tarikan nafas serasa menyegarkan seluruh pembuluh darah. Sebuah dialog muncul untuk memperingatkan agar segera men-save dokumen dan me-restart IDE. Namun karena tanggung, saya lanjutkan saja beberapa baris kode daripada nanti kelupaan. Karena ketidakadaan compiler tersebut, IDE Visual Studio 2005 terasa bagaikan notepad biasa, tanpa bantuan autocompletion dan auto error check yang biasa memanjakan para coder. Dan tentu saja, sangat cepat dan responsif 😀

Apa sebaiknya compilernya dimatikan terus saja ya…

h1

Airport Interior

November 5, 2008

airport_interior2-copy_resize

Clik image for larger version

Backgroundnya rumit amat? Jangan kaget…hehehe…background diambil dari foto, kemudian diberi efek cutout. Efek ini dalam kondisi tertentu memang cocok untuk menimbulkan kesan “kartun” atau anime sehingga menyatu dengan gambar cewek di foregroundnya.

Gambar tanpa background :

ce-pinky_resize

Clik image for larger version

h1

Tak kusangka kedatangan bidadari

November 1, 2008

Malam itu aku sendiri di kamar kostku yang panas. Ditemani deru kipas angin yang tanpa lelah menghembuskan angin di sela kisi-kisinya. Tak kusangka aku kedatangan bidadari yang cantik ditengah2 sepinya malam.

Awalnya aku merasa ada yang berkelebat lewat didepan kamar, waktu itu aku sedang duduk didepan laptop. Aku cuek saja dan melanjutkan aktivitasku. Tiba-tiba kelebatan itu lewat lagi dan ketika aku memandang ke arah pintu, ternyata dia berhenti tepat didepan pintu. Aku kaget, padahal selama kost disini tidak pernah aku melihatnya, apalagi pada malam itu pula hampir seluruh penghuni kost keluar dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Hanya aku seorang diri.

Serta merta kupanggil dia, saat itu dia sedang memandang ke arah lain kemudian dia merespon panggilanku dan menolehkan kepalanya serta menatapku. Kupandangi lagi, ternyata tubuhnya begitu putih namun agak lusuh…mungkinkah dia tidak punya tempat tinggal? tidak adakah yang mengasuhnya?

Waktu kuberi sekeping double decker rasa ayam dia hanya menciumnya dan kemudian memalingkan muka. Rupanya dia tidak suka dengan makanan ringan semacam ini. Akupun berjongkok didepannya dan mulai kuleus tubuhnya. Meski terlihat lusuh namun tidak sekotor yang kubayangkan. Bulunya memang kecoklatan karena kotor, jelas bahwa dia tidak punya majikan ataupun tempat tinggal. Bulu itu pula yang membungkus tubuh kurusnya. Meski bulu di sekujur badannya putih, namun ekornya berwarna hitam. Itu juga yang membuat dia makin terlihat unik. Telinganya kemerah-merahan seperti telinga kucing berbulu putih lainnya.

Tak lama kemudian, diapun pergi meninggalkanku yang masih terpesona…
Akankah dia datang lagi esok?