Posts Tagged ‘love’

h1

Asynchronous

September 11, 2008

Asynchronous berarti sebuah ketidak-sinkron-an antara satu hal dengan hal lain yang seharusnya berjalan berdampingan dan seirama (sinkron). Sesuatu yang seharusnya sinkron, antara lain adalah perkataan dengan perbuatan. Ketidaksinkronan antara 2 hal tersebut membuahkan 1 kata baru yaitu “bohong”

Entah karena terlalu sering dibohongi, dikhianati dan dihadapakan dengan kepura-puraan, aku serasa jadi peka terhadap kebohongan dan kepura-puraan. Bahkan mungkin terlalu peka. Aku jadi terlalu mudah tahu apakah seseorang berbohong atau tidak, hanya dengan mengetahui secuil fakta tentang apa yang dikatakannya dan sedikit sikapnya.

Seringkali aku tidak dapat menahan perasaan ini, perasaan benci karena telah dibohongi, kemudian serta merta aku ungkapkan ketidaksenangan itu dengan satu-dua patah kata yang menusuk. Terkadang aku cukup bisa menahan diri sehingga hanya mengeluarkan kata yang tanpa ujung, tanpa arti, yang membuat penasaran orang yang mendengarnya. Akibat perbuatanku ini, banyak orang yang telah melakukan kebohongan dan kepura-puraan didepanku itu merasa seperti tertusuk ulu hatinya, mereka merasa kebohongan atau kepura-puraannya terungkap.

Mengapa harus berpura-pura? pertanyaan itu yang selalu menghantui setiap kali berhadapan dengan kepalsuan. Apakah manusia selalu hidup dengan kepura-puraan dan kebohongan? Apakah aku yang telah curiga terlalu berlebihan? Namun hampir semua yang kutemukan memang begitulah adanya, satu demi satu kepura-puraan yang aku temukan membuatku merasa sakit tiap kali berhadapan dengan seseorang, yang bagaimana caranya selalu saja mempalsukan dirinya didepanku. Aku tahu benar kapan dia berkata jujur dan berbohong, betapa aku menahan diri untuk tidak memprotesnya, ketika sudah tak tahan lagi, hanya sepatah dua patah kata menusuk itulah yang keluar.

Aku capai dengan semua ini. Aku ingin jadi orang yang lugu, yang tidak tahu apakah sedang dibohongi. Aku sangat benci dengan kebohongan, lebih lagi kepalsuan.  Ingin kusangkal tiap perkataan bohong yang mereka lemparkan, namun aku tahu itu tidak sopan dan menyakiti perasaan. Sementara aku hanya bisa bertahan seperti ini…

h1

Akankah Datang Jawaban Itu?

August 11, 2008

Ditengah kebingungan…kebimbangan…keraguan yang mewarnai hariku yang sepi, aku bertanya pada diriku sendiri… “Mengapa aku harus resah? Bukankah kepastian itu sudah ada? Adakah aku masih berharap?”

Namun jawaban yang dinanti itu tak kunjung datang. Aku heran pada diriku mengapa aku jadi peka dan tidak rasional seperti ini. Aku tak bisa melepaskan pikiranku padanya. Sesungguhnya aku merasa ini hal yang sia-sia. Sudah tidak ada harapan bagiku jadi bagian darinya, namun mengapa aku masih memikirkan dia? Sepanjang hari tiada detik untuk tidak mengingat namanya, tiada menit tanpa terbayang wajahnya, tiada jam tanpa rasa ingin dekat dengannya.

Aku ingin melakukan yang terbaik, ingin berguna bagi dirinya, membantunya mengatasi apapun kesulitannya, karena aku merasa bahagia setelahnya, tidak masalah apakah aku akan menerima kata terima kasih darinya. Namun sulit sekali bagiku untuk menjadikannya nyata. Dia begitu menutup dirinya untukku, begitu jauh rasanya pintu hatinya untuk aku mengetuknya. Seolah semua ihtikad baikku adalah angin lalu baginya, karena dia memiliki semua yang dia butuhkan dan seseorang yang menolongnya. Ya, memang dibandingkan dengan yang lain, aku bukan apa-apa, bukan siapa-siapa baginya. Sungguh, aku merasa diriku jauh…dan sikapnya membuat aku semakin merasa tak berguna…

Kembali aku mengeruk2 sekam yang memenuhi ceruk dadaku, mencoba mencari jawaban dari pertanyaan itu. Satu hal yang pasti, dia tak akan pernah tahu apa yang kurasakan…bahwa aku tak harus memilikinya, aku hanya inginkan dia bahagia…berbuat sesuatu yang baik baginya meski tanpa dia sadari… Yang seperti ini memunculkan rasa sakit didalam hati, pedih, bagaikan luka terbuka yang tersiram larutan garam…namun semua itu serasa terobati ketika aku melihat senyumnya… Ah sepertinya aku mulai menemukan satu bagian dari jawaban itu : Aku resah karena terlalu ingin melakukan sesuatu untuknya dan ingin melihat senyum yang penuh kelegaan darinya…

Namun sampai saat ini aku masih saja resah…