Posts Tagged ‘pain’

h1

Kesan yang mendalam

September 14, 2008

Tiap kali bulan puasa entah kenapa….tiap kejadian, kegiatan yang saya jalani selalu membangkitkan kenangan dan kesan tersendiri. kesan yang lebih mendalam daripada jika kegiatan itu dilakukan atau terjadi di bulan-bulan lain selain bulan puasa. Kesan-kesan itu serasa melayang-layang di kepala dan membayangi hingga dalam waktu yang lama.

Apa mungkin itu karena sugesti?

Atau mungkin karena kondisi tubuh kita yang “tidak biasa” ketika menjalankan ibadah puasa, yang menjadikan reaksi-reaksi otak yang agak berbeda ketika menanggapi suatu peristiwa?

Yang jelas…saya merasakan sesuatu yang berbeda ketika akan berpisah dengan teman-teman setelah acara buka bersama di Kanton, Istana Dieng, sore tadi. Biasanya saya cukup tabah –atau cuek– dengan perpisahan, toh sy selalu beranggapan, kalau tiba saatnya kita pasti akan bertemu lagi.

Namun ketika seorang teman berkata, “…setelah ini kita ngga akan ketemu lagi…”

Sesuatu yang tajam sekilas terasa menusuk dada, selama sepersekian detik. Rasanya saya tidak pernah memikirkan sebuah perpisahan dengan semendalam ini. Memang, perpisahan kali ini mungkin agak sakral, mengingat sebentar lagi kami akan berpisah, menuju jalan hidup masing-masing. Kuliah telah usai, saatnya memulai lembar hidup yang baru.

Akibatnya, sedih, gelap, jauh…perasaan yang campur aduk itu muncul selama selang waktu yang sangat singkat, namun kesan yang ditimbulkannya masih ada hingga sekarang.

Mungkinkah perasaan saya yang berubah jadi terlampau peka?

Masih di acara buka bersama, sebelumnya saya telah berjanji kepada seorang teman untuk membawakan sesuatu, dan akan mengambil sesuatu darinya pula. Namun karena miskomunikasi dan kurang koordinasi, akhirnya batal sehingga saya tidak jadi memberi dan tidak jadi mengambil. Sebenarnya bukan sesuatu yang fatal, toh lain kali bisa diatur lagi. Meski demikian, saya merasa begitu bersalah dan memikirkannya sampai beberapa saat.

Dan, kesan bersalah itu pun tetap tinggal hingga sekarang…

h1

Asynchronous

September 11, 2008

Asynchronous berarti sebuah ketidak-sinkron-an antara satu hal dengan hal lain yang seharusnya berjalan berdampingan dan seirama (sinkron). Sesuatu yang seharusnya sinkron, antara lain adalah perkataan dengan perbuatan. Ketidaksinkronan antara 2 hal tersebut membuahkan 1 kata baru yaitu “bohong”

Entah karena terlalu sering dibohongi, dikhianati dan dihadapakan dengan kepura-puraan, aku serasa jadi peka terhadap kebohongan dan kepura-puraan. Bahkan mungkin terlalu peka. Aku jadi terlalu mudah tahu apakah seseorang berbohong atau tidak, hanya dengan mengetahui secuil fakta tentang apa yang dikatakannya dan sedikit sikapnya.

Seringkali aku tidak dapat menahan perasaan ini, perasaan benci karena telah dibohongi, kemudian serta merta aku ungkapkan ketidaksenangan itu dengan satu-dua patah kata yang menusuk. Terkadang aku cukup bisa menahan diri sehingga hanya mengeluarkan kata yang tanpa ujung, tanpa arti, yang membuat penasaran orang yang mendengarnya. Akibat perbuatanku ini, banyak orang yang telah melakukan kebohongan dan kepura-puraan didepanku itu merasa seperti tertusuk ulu hatinya, mereka merasa kebohongan atau kepura-puraannya terungkap.

Mengapa harus berpura-pura? pertanyaan itu yang selalu menghantui setiap kali berhadapan dengan kepalsuan. Apakah manusia selalu hidup dengan kepura-puraan dan kebohongan? Apakah aku yang telah curiga terlalu berlebihan? Namun hampir semua yang kutemukan memang begitulah adanya, satu demi satu kepura-puraan yang aku temukan membuatku merasa sakit tiap kali berhadapan dengan seseorang, yang bagaimana caranya selalu saja mempalsukan dirinya didepanku. Aku tahu benar kapan dia berkata jujur dan berbohong, betapa aku menahan diri untuk tidak memprotesnya, ketika sudah tak tahan lagi, hanya sepatah dua patah kata menusuk itulah yang keluar.

Aku capai dengan semua ini. Aku ingin jadi orang yang lugu, yang tidak tahu apakah sedang dibohongi. Aku sangat benci dengan kebohongan, lebih lagi kepalsuan.  Ingin kusangkal tiap perkataan bohong yang mereka lemparkan, namun aku tahu itu tidak sopan dan menyakiti perasaan. Sementara aku hanya bisa bertahan seperti ini…

h1

Untouchable

July 26, 2008

You’re just untouchable
Never worth for me trying no matter how hard I’ve done
You’re still there far away
For me who stand behind this old tree with no leafs hanged on
You make up the distance
Just to make sure that I wouldn’t get along with your way
You cover it up with kindness
But I know that isn’t the real thing you desired to do

I know I’m just one small spot of thousand raindrops
Hoping it would fills up your heartglass is a fool thing to do

It pains me and yes it really are…